Perempuan itu masih sendu.
Matanya lebam macam ditinju.
katanya, tangisnya itu lantaran rindu.
padanya yang pergi setahun lalu.
Tuhan bilang tak baik pacaran
Muda mudi tak terikat, itu rawan.
Bisa bisa hilang kendali kebablasan.
itu yang jadi alasan..
Tapi cinta mana mau peduli?
dia terus saja tumbuh meski menyiksa diri.
akhirnya, cuma bisa menangis dan gigit jari.
menunggu sampai dia pulang lagi.
andina mesti sabar, buka pintu lebar lebar.
sebentar lagi dia bakal datang, jangan ditampar.
bukan kurang ajar tinggal andina sendirian.
maafkan dia yang salah ambil keputusan..
andina,
aku pulang..
Selasa, 23 Oktober 2012
Rabu, 17 Oktober 2012
Si Pelacur Tua
Langit masih legam, bulan juga belum pulang.
Hawa dingin terus jelajahi tubuhku
dari kaki sampai ujung rambut
sesekali menari riang diatas perut
Masa sempurna lepaskan penat jiwa.
Tuk keringkan peluh dalam raga
yang tak henti bergerak meski terasa hina
itu semua demi beberapa lembar saja
Aku sudah lama tak lagi punya harga
kalau ada murah rasanya, beda dengan waktu itu.
Waktu dimana aku teramat ayu nan mempesona.
Buat hidung belang rela pasrahkan semuanya.
Tapi waktu juga yang bakal perlahan membunuhku
sedikit demi sedikit, teramat perih rasanya.
maklumlah, kini aku hanya mantan primadona
yang tambah kendur dilahap usia..
Aku,
cuma pelacur tua..
Hawa dingin terus jelajahi tubuhku
dari kaki sampai ujung rambut
sesekali menari riang diatas perut
Masa sempurna lepaskan penat jiwa.
Tuk keringkan peluh dalam raga
yang tak henti bergerak meski terasa hina
itu semua demi beberapa lembar saja
Aku sudah lama tak lagi punya harga
kalau ada murah rasanya, beda dengan waktu itu.
Waktu dimana aku teramat ayu nan mempesona.
Buat hidung belang rela pasrahkan semuanya.
Tapi waktu juga yang bakal perlahan membunuhku
sedikit demi sedikit, teramat perih rasanya.
maklumlah, kini aku hanya mantan primadona
yang tambah kendur dilahap usia..
Aku,
cuma pelacur tua..
Rabu, 03 Oktober 2012
Kata Kita
Riang tawa bocah main jungkat jungkit
naik turun silih ganti kanan kiri.
Meski sesekali mainan tua itu berdencit
menyerah dan tak lagi mau di tunggangi
Sementara kita terduduk di sudut taman itu.
Mencari kata diantara pohon jambu
yang sedari tadi belum juga ketemu.
Kita tetap saja terdiam dalam kelu
Rasa kita terus terayun maju mundur
tak mau berhenti, tak mau peduli.
Sampai jatuh di seluncur plastik
hingga terkubur dalam kotak pasir
Tapi aku buat peta harta karun
bekal kita temukan rasa
beri petunjuk temukan kata
sampai kita temukan bahagia
agar tak tersesat dalam nelangsa
supaya tak terjerat dan sengsara
tak juga terkurung sampai gila
sampai sadar kalau kita tak baik bersama..
naik turun silih ganti kanan kiri.
Meski sesekali mainan tua itu berdencit
menyerah dan tak lagi mau di tunggangi
Sementara kita terduduk di sudut taman itu.
Mencari kata diantara pohon jambu
yang sedari tadi belum juga ketemu.
Kita tetap saja terdiam dalam kelu
Rasa kita terus terayun maju mundur
tak mau berhenti, tak mau peduli.
Sampai jatuh di seluncur plastik
hingga terkubur dalam kotak pasir
Tapi aku buat peta harta karun
bekal kita temukan rasa
beri petunjuk temukan kata
sampai kita temukan bahagia
agar tak tersesat dalam nelangsa
supaya tak terjerat dan sengsara
tak juga terkurung sampai gila
sampai sadar kalau kita tak baik bersama..
Langganan:
Postingan (Atom)