Langit masih legam, bulan juga belum pulang.
Hawa dingin terus jelajahi tubuhku
dari kaki sampai ujung rambut
sesekali menari riang diatas perut
Masa sempurna lepaskan penat jiwa.
Tuk keringkan peluh dalam raga
yang tak henti bergerak meski terasa hina
itu semua demi beberapa lembar saja
Aku sudah lama tak lagi punya harga
kalau ada murah rasanya, beda dengan waktu itu.
Waktu dimana aku teramat ayu nan mempesona.
Buat hidung belang rela pasrahkan semuanya.
Tapi waktu juga yang bakal perlahan membunuhku
sedikit demi sedikit, teramat perih rasanya.
maklumlah, kini aku hanya mantan primadona
yang tambah kendur dilahap usia..
Aku,
cuma pelacur tua..
Hawa dingin terus jelajahi tubuhku
dari kaki sampai ujung rambut
sesekali menari riang diatas perut
Masa sempurna lepaskan penat jiwa.
Tuk keringkan peluh dalam raga
yang tak henti bergerak meski terasa hina
itu semua demi beberapa lembar saja
Aku sudah lama tak lagi punya harga
kalau ada murah rasanya, beda dengan waktu itu.
Waktu dimana aku teramat ayu nan mempesona.
Buat hidung belang rela pasrahkan semuanya.
Tapi waktu juga yang bakal perlahan membunuhku
sedikit demi sedikit, teramat perih rasanya.
maklumlah, kini aku hanya mantan primadona
yang tambah kendur dilahap usia..
Aku,
cuma pelacur tua..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar